Ini adalah pengalaman hidupku sendiri,
dimana aku berdoa kepada Tuhan dan Dia menjawab doaku.
Waktu itu aku merupakan anggota baru di gerejaku,
dan saat itu aku ingin mengikuti katekisasi yang bermuara pada dibaptisnya diriku,
dan dengan tujuan agar aku menjadi dewasa di dalam iman dan siap menjadi pelayan Kristus.
Sebelum ke gereja aku berdoa kepada Tuhan, meminta agar aku diberikan seorang teman
di katekisasi, seorang saja sudah cukup untukku.
Setelah mengikuti ibadah umum, aku berjalan bersama ibuku menuju ruang katekisasi yang berada di lantai 2.
Banyak sekali orang disitu, akhirnya kelas dibagi menjadi 2 bagian sama banyak. Aku sendiri masuk ke kelas Pak Suta Prawira dengan kelas katekisasi remaja.
Saat itu aku berkenalan dengan teman baru, namanya Josephine, dia masih sangat muda tapi sangat pintar dan bijaksana. Kami kemudian dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk memimpin ibadah di awal dan akhir katekisasi. Teman-teman kelompokku sangat menyenangkan tapi hanya beberapa yang aku kenal Lita, Rara dan Adel.
Hari itu aku mengucap syukur kepada Tuhan, aku meminta seorang saja tapi dia memberikan 4 orang sekaligus. Setidaknya aku tahu nama dan nomor handphone mereka.
Diminggu-minggu berikutnya aku berkenalan dengan lebih banyak lagi teman-teman. Dan aku makin berterima kasih kepada Tuhan. Aku kemudian membuat kelompok kecil yang selalu duduk bersama. Adel, Odeth, Vanny dan aku, kami sering duduk dibangku depan, tengah atau paling belakang di kelas katekisasi, dan selalu berbicara tentang tema yang sedang dibahas.
Kelas katekisasi kami hampir berakhir, waktu yang terasa berjalan terlalu cepat, kami akan segera dibaptis dewasa atau sidi untuk yang telah dibaptis anak.
Sebelumnya kami akan pergi melakukan retret di Vila Lodi, Vila dengan suasana yang bagus, teman-teman yang baik dan acara-acara yang membuat kami sangat enjoy.
Kami lalu dibagi lagi dalam kelompok-kelompok, aku, Vany, Angel, Jordy, Dendy, Hans. Kelompok itu nantinya akan menjadi teman diskusi sekaligus team dalam berbagai permainan yang telah disediakan.
Beruntungnya, kamar Aku, Vanny dan Adel tidak terpisah. Jadi, kami tidak terlalu sulit bersosialisasi. Odeth tidak jadi ikut, jadi ada 1 ranjang yang kosong. Kesya, Hanna dan Iin adalah teman selanjutnya yang aku temui di kamar kami. Selama ini, ketiga orang ini selalu duduk sendiri, diam dan tak punya teman. Well, rencana Tuhan memang indah, Dia menempatkan kami bersama-sama diwaktu yang tepat. Mungkin doaku untuk mendapat teman juga merupakan doa temanku yang lainnya. Hingga minggu berikutnya, kami bertemu di kelas yang sama, duduk bersama dan menceritakan hal-hal yang unik. Aku mengucap syukur bisa menjadi salah seorang teman Hanna disaat dia berulang tahun, aku mengucap syukur mengenal mereka, pribadi yang berbeda. Dan aku bersyukur, Tuhan menjawab doaku.
dimana aku berdoa kepada Tuhan dan Dia menjawab doaku.
Waktu itu aku merupakan anggota baru di gerejaku,
dan saat itu aku ingin mengikuti katekisasi yang bermuara pada dibaptisnya diriku,
dan dengan tujuan agar aku menjadi dewasa di dalam iman dan siap menjadi pelayan Kristus.
Sebelum ke gereja aku berdoa kepada Tuhan, meminta agar aku diberikan seorang teman
di katekisasi, seorang saja sudah cukup untukku.
Setelah mengikuti ibadah umum, aku berjalan bersama ibuku menuju ruang katekisasi yang berada di lantai 2.
Banyak sekali orang disitu, akhirnya kelas dibagi menjadi 2 bagian sama banyak. Aku sendiri masuk ke kelas Pak Suta Prawira dengan kelas katekisasi remaja.
Saat itu aku berkenalan dengan teman baru, namanya Josephine, dia masih sangat muda tapi sangat pintar dan bijaksana. Kami kemudian dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk memimpin ibadah di awal dan akhir katekisasi. Teman-teman kelompokku sangat menyenangkan tapi hanya beberapa yang aku kenal Lita, Rara dan Adel.
Hari itu aku mengucap syukur kepada Tuhan, aku meminta seorang saja tapi dia memberikan 4 orang sekaligus. Setidaknya aku tahu nama dan nomor handphone mereka.
Diminggu-minggu berikutnya aku berkenalan dengan lebih banyak lagi teman-teman. Dan aku makin berterima kasih kepada Tuhan. Aku kemudian membuat kelompok kecil yang selalu duduk bersama. Adel, Odeth, Vanny dan aku, kami sering duduk dibangku depan, tengah atau paling belakang di kelas katekisasi, dan selalu berbicara tentang tema yang sedang dibahas.
Kelas katekisasi kami hampir berakhir, waktu yang terasa berjalan terlalu cepat, kami akan segera dibaptis dewasa atau sidi untuk yang telah dibaptis anak.
Sebelumnya kami akan pergi melakukan retret di Vila Lodi, Vila dengan suasana yang bagus, teman-teman yang baik dan acara-acara yang membuat kami sangat enjoy.
Kami lalu dibagi lagi dalam kelompok-kelompok, aku, Vany, Angel, Jordy, Dendy, Hans. Kelompok itu nantinya akan menjadi teman diskusi sekaligus team dalam berbagai permainan yang telah disediakan.
Beruntungnya, kamar Aku, Vanny dan Adel tidak terpisah. Jadi, kami tidak terlalu sulit bersosialisasi. Odeth tidak jadi ikut, jadi ada 1 ranjang yang kosong. Kesya, Hanna dan Iin adalah teman selanjutnya yang aku temui di kamar kami. Selama ini, ketiga orang ini selalu duduk sendiri, diam dan tak punya teman. Well, rencana Tuhan memang indah, Dia menempatkan kami bersama-sama diwaktu yang tepat. Mungkin doaku untuk mendapat teman juga merupakan doa temanku yang lainnya. Hingga minggu berikutnya, kami bertemu di kelas yang sama, duduk bersama dan menceritakan hal-hal yang unik. Aku mengucap syukur bisa menjadi salah seorang teman Hanna disaat dia berulang tahun, aku mengucap syukur mengenal mereka, pribadi yang berbeda. Dan aku bersyukur, Tuhan menjawab doaku.